Bali, siapa yang tidak kenal Bali? Pulau yang mendapat
julukan dewata ini menjadi destinasi favorit wisatawan domestik dan luar negeri
karena daya tarik dari alamanya yang indah dan juga kebudayaannya. Tahun baru
kemarin saya menghabiskan waktu libur di Bali. Jujur sudah 19 tahun saya tidak
menginjakkan kaki di Pulau Bali. Terakhir kali ke Bali saat saya masih berusia
6 tahun, itu pun dalam rangka berkunjung ke rumah Paman yang bertempat tinggal
disana. Dan saat ke Bali kemarin saya mengunjungi dua destinasi wisata, yaitu
Desa Panglipuran dan Pura Luhur Uluwatu.
Desa Penglipuran ini adalah Desa Adat, suasana disana sangat tenang. Jalan menuju desa ini melewati hutan bambu yang rindang dan tertata bagus. Di desa ini hanya diperbolehkan berjalan kaki untuk mengelilingi desa, kendaraan bermotor tidak diperbolehkan masuk. Desa ini terlihat sangat tertata dengan rapi. Jalan-jalannya tebuat dari batu alam. Tembok-tembok warga didesain dengan desain khas Bali, sungguh apik. Ada tempat-tempat peribadatan di depan rumah-rumah warga. Rumput dan tanaman tertata rapi menambah indahnya suasana sekitar. Sebagian warga berjualan souvenir dan jajanan khas Bali. Tiket masuk ke wisata Desa Adat ini adalah Rp. 15.000 per orang.
Dean rumah warga |
Jalanan Desa |
Desa Penglipuran ini adalah Desa Adat, suasana disana sangat tenang. Jalan menuju desa ini melewati hutan bambu yang rindang dan tertata bagus. Di desa ini hanya diperbolehkan berjalan kaki untuk mengelilingi desa, kendaraan bermotor tidak diperbolehkan masuk. Desa ini terlihat sangat tertata dengan rapi. Jalan-jalannya tebuat dari batu alam. Tembok-tembok warga didesain dengan desain khas Bali, sungguh apik. Ada tempat-tempat peribadatan di depan rumah-rumah warga. Rumput dan tanaman tertata rapi menambah indahnya suasana sekitar. Sebagian warga berjualan souvenir dan jajanan khas Bali. Tiket masuk ke wisata Desa Adat ini adalah Rp. 15.000 per orang.
Klepon |
Nasi dengan Lawar dan Sate Lilit khas Bali |
Sesampainya di Pura Luhur Uluwatu, pertunjukan Tari Kecak
sudah berjalan sejak 30 menit sebelumnya. Pertunjukan Tari Kecak ini rutin
diadakan setiap sore hari pukul 18:00 hingga 19:00 WITA. Tiket untuk menonton
Tari Kecak adalah Rp. 95.000 per orang, sebaiknya beli online saja karena tiket
sering habis ketika beli di tempat. Untuk masuk Pura Uluwatu sendiri kita harus
membeli tiket masuk seharga Rp. 20.000 per orang. Setelah membayar tiket masuk,
pengunjung diberi sarung berwarna biru keunguan untuk dikenakan sebelum
memasuki Pura. Pura Uluwatu ini dibangun di atas tebing dipinggir pantai. Saya
terkagum ketika melihat pantai dan tebingnya serta menyaksikan indahnya matahari
terbenam. Saya hanya menikmatiindahnya pemandangan tersebut sambil berjalan kaki
menuju tempat diadakan pertunjukan Tari Kecak.
Sesampainya di lokasi, ternyata banyak sekali wisatawan
asing yang menyaksikan Tarian Kecak ini. Tari Kecak yang ditampilkan disini
menceritakan kisah tentang Ramayana, kisah legendaris yang sering kita dengar
sejak kecil tentang Rama yang menyelamatkan Shinta yang diculik oleh Rahwana
dimana dalam perjalanannya Rama dibantu oleh kera putih Anoman.
Jujur buat saya Tari Kecak adalah tarian tradisional
terkeren yang pernah saya lihat. Ini adalah mahakarya. Melihatnya sendiri saya
terkagum-kagum, dan serasa terhipnotis. Unsur seni, budaya, dan hiburan yang
menyatu dengan sempurna. Tak heran jika banyak wisatawan asing yang datang
untuk menyaksikan pertunjakan tarian ini. Sekali seumur hidup, Anda harus
menonton tarian ini. Saya sendiri sedikit menyesal karena datang
terlambat, suatu hari nanti saya ingin
datang lagi ke Pura Uluwatu untuk menyaksikan Tarian Kecak. Karena jujur saya
belum puas nontonnya.
Itulah sekilas kisah tentang perjalanan liburan saya ke
Bali. Semoga tulisan ini bisa memberikan kalian informasi atau inspirasi ketika
ingin merencanakan liburan ke Bali.
Terima kasih sudah membaca, see you!
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah sebelum komentar itu dilarang.