Menikah karena Tekanan Sosial

 Sabtu sore kemarin saya sedang duduk-duduk bersama para pekerja proyek. Kebetulan sore itu ada owner sedang mengecek pekerjaan. Owner adalah seorang Hakim di Pengadilan Agama yang cukup sering menangani kasus perceraian maupun pernikahan yang bisa dibilang unik dan nyeleneh.

Sore itu Pak Hakim bercerita tentang pernikahan dini. Ada seorang anak perempuan yang baru lulus SD dengan perawakan bongsor didaftarkan untuk menikah ke Pengadilan Agama oleh orang tuanya. Menurut orang tua si anak perempuan tersebut, anaknya dinikahkan dini karena sudah hamil duluan. Tapi Pak Hakim tidak kehabisan akal, Pak Hakim meminta orang tua si anak perempuan tersebut untuk membawa bukti tes kehamilan dari dokter. Dan ternyata si anak perempuan ini tidak terbukti hamil.

Usut punya usut ternyata orang tua si anak perempuan ini berniat menikahkan anaknya karena tekanan sosial. Jadi ceritanya orang tua si anak ini sudah sering memberi tonjokan (sumbangan acara pernikahan) ke tetangga-tetangganya. Tonjokan ini sendiri adalah  budaya di daerah Banyuwangi Selatan. Jadi ketika seseorang memberi tonjokan, kelak nanti tonjokannya tersebut akan dikembalikan ketika orang tersebut mengadakan acara pernikahan anaknya. Lucunya orang tua si anak perempuan ini tak kunjung menikahkan anaknya. Jadinya tetangga-tetangganya ingin mengembalikan tonjokannya dan terus menerus menanyakan kapan nikahin anaknya? Karena terus menerus ditanya akhirnya si orang tua anak perempuan ini pun berniat untuk segera menikahkan anaknya meskipun anaknya masih bocil.

Di sini kita bisa melihat bagaimana tekanan dari lingkungan sosial bisa membuat seseorang untuk mengambil keputusan yang kurang bijak. Menikahkan anak di usia ini berarti memaksa seorang anak untuk mengemban tanggung jawab yang masih belum bisa dia tanggung. Selain itu pernikahan dini juga meningkatkan resiko perceraian karena ketidak-siapan mental dan finansial.

Jadi bagi yang mulutnya suka asal nyeplos tanya kapan nikah, secara tidak sadar Anda juga turut memberi tekanan psikologis kepada orang yang Anda tanyai. Dalam kasus ini tekanan sosisal membuat orang yang sudah tua saja bisa mengambil keputusan yang kurang bijak, apalagi anak yang masih remaja.

Sampai sejauh ini Anda mengertikan bahwa sering bertanya kapan nikah itu,

Jahat.


Komentar